Respon BGN Tragedi Keracunan MBG di Bandung Barat: Ini Diluar Nalar, Ayam Dibeli Hari Sabtu Dimasak Hari Rabu

Kondisi murid yang mengalami keracunan massal MBC mendapat perawatan medis di jawa barat, bahkan 17 kembali sakit setelah mendapat perawatan pada senin (22/09) dan rabu (24/09) . (Dok. ANTARA)

Nataindonesia.com • Bandung Barat, 27 September 2025 — Dalam sebuah konferensi pers yang penuh ketegangan di Gedung Badan Gizi Nasional (BGN), Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengguncang Kabupaten Bandung Barat. Dengan nada tegas dan ekspresi geram, Nanik menyebut insiden ini sebagai kejadian di luar nalar.

“Ayam dibeli hari Sabtu, baru dimasak hari Rabu. Ini bukan kelalaian biasa ini pelanggaran serius terhadap standar gizi dan keamanan pangan,” ujar Nanik, menyoroti buruknya manajemen dapur SPPG yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan.

Data dari Dinas Kesehatan Bandung Barat mencatat total korban mencapai 1.333 orang dari tiga kejadian berbeda di Cipongkor dan Cihampelas. Para siswa dari berbagai jenjang pendidikan mengalami gejala mual, muntah, pusing, bahkan kram otot setelah menyantap hidangan MBG.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan status KLB dan menutup sementara seluruh dapur MBG di Cipongkor untuk investigasi menyeluruh, BGN pun mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan dapur SPPG yang terlibat dan menggandeng kepolisian untuk menyelidiki kemungkinan unsur pidana.

Baca Juga:  Sujahri Somar Terpilih Ketua Umum GMNI hasil Kongres XXII di Bandung

Dalam pernyataan yang mengundang simpati sekaligus kemarahan publik, Nanik mengakui bahwa keracunan MBG kesalahan BGN dan akan melakukan mengevaluasi, serta mejamin kejadian serupa tidak terulang.

“Kami akui, ini kesalahan kami tapi kami tidak akan lari, kami akan usut tuntas dan pastikan tidak terulang,” imbuhnya.

Baca Juga:  Tenang! Disdik Sumenep Pastikan Dana BOS Tidak Dipangkas, Ini Kata Kadis Agus Dwi Saputra

BGN kini tengah melakukan audit SOP dapur MBG di seluruh Indonesia, hal itu adalah prosedur BGN sendiri guna memperbaiki kwalitas hidangan kepada murid. Bahkan apabila pihak dapur terbukti melakukan kesengajaan maka pihaknya tidak segan membawa kasus ini ke ranah pidana.

“Kami tidak main-main. Jika ditemukan unsur kesengajaan atau kelalaian fatal, kami akan pidanakan,” tegas Nanik

(Red/Bhr).