ylliX - Online Advertising Network

Harga Bitcoin Terbaru di Tengah Perang Israel-Iran dan Keterlibatan AS

Harga kripto akibat kontol Israel iran
Foto: Harga Bitcoin di tengah konflik perang Israel-iran.

Nataondonesia.com – Eskalasi konflik antara Israel dan Iran, yang kini melibatkan Amerika Serikat, telah memicu guncangan signifikan di pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC). Harga Bitcoin anjlok di bawah US$99.000 pada 23 Juni 2025, mencatatkan penurunan sebesar US$2.768 (sekitar Rp45,2 juta), level terendah dalam sebulan, karena sentimen risk-off mendominasi pasar global.

Penurunan Harga Akibat Sentimen Risk-Off

Menurut data dari Tokocrypto, Bitcoin menunjukkan perilaku sebagai aset berisiko tinggi, dengan korelasi positif terhadap indeks Nasdaq (+0,61) dan cenderung melemah saat investor beralih ke aset safe haven seperti dolar AS dan emas.

“Konflik geopolitik seperti ini sering memicu kepanikan jangka pendek di pasar kripto,” ujar analis Tokocrypto dalam laporan terbaru.

Analis memproyeksikan potensi penurunan harga Bitcoin hingga 10-20% jika keterlibatan AS dalam konflik meningkat. Data pasar dari platform X juga menunjukkan sentimen serupa, dengan harga Bitcoin tertekan akibat penguatan indeks dolar AS ke level 98,32.

Baca Juga:  Para Menteri Koordinator Minta Tambahan Anggaran untuk Tahun 2025

Lonjakan Harga Minyak dan Ancaman Inflasi

Konflik ini mengancam pasokan minyak global, terutama dengan potensi penutupan Selat Hormuz, jalur yang mengangkut 20% minyak dunia. JP Morgan memprediksi harga minyak dapat melonjak ke US$120-130 per barel, mendorong inflasi di AS hingga 5%. Federal Reserve, yang baru-baru ini mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25-4,5%, kemungkinan akan mengambil kebijakan moneter yang lebih ketat, menambah tekanan pada aset berisiko seperti Bitcoin.

“Kenaikan suku bunga atau penundaan pemangkasan suku bunga sangat tidak menguntungkan bagi kripto,” kata sumber dari Bloomberg.

Potensi Rebound Jangka Panjang

Meski menghadapi tekanan jangka pendek, Bitcoin berpotensi rebound pada Q3 2025 jika konflik mereda. Narasi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang fiat masih menarik minat investor jangka panjang. Data Tokocrypto menunjukkan bahwa meskipun volume perdagangan kripto turun 3-5% selama eskalasi konflik, jumlah pengguna baru di platform tersebut naik 20%, mencerminkan optimisme terhadap masa depan kripto.

Baca Juga:  PPNPNS Bawaslu Se-Jatim Tolak Kebijakan Rekrutmen P3K Bawaslu RI

“Bitcoin telah terbukti tangguh dalam krisis sebelumnya, seperti perang Rusia-Ukraina 2022 dan konflik Israel-Gaza 2023,” tambah analis Tokocrypto.

Volatilitas Pasar dan Faktor Tambahan

Level support psikologis Bitcoin di US$100.000 menjadi kunci. Jika level ini tembus, penjualan teknis dapat mempercepat penurunan harga, menurut data on-chain yang dikutip dari X. Sementara itu, emas melonjak ke rekor US$3.400 per ons, mengungguli Bitcoin sebagai safe haven.

Pengesahan UU GENIUS di AS, yang mengatur stablecoin, juga menambah ketidakpastian di pasar kripto, meskipun dampaknya belum signifikan, menurut CoinDesk.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan oleh Investor Bitcoin

Para investor disarankan menerapkan manajemen risiko ketat, seperti penggunaan stop-loss dan strategi lindung nilai (hedging).

Baca Juga:  OJK Tolak Wacana Bitcoin sebagai Cadangan Aset Danantara

“Pantau harga minyak, pernyataan Federal Reserve, dan arus masuk ETF Bitcoin untuk mengantisipasi pergerakan pasar,” saran analis pasar dari Reuters, dikutip Selasa 24 Juni 2025.

Aktivitas on-chain, seperti arus Bitcoin ke bursa atau tingkat leverage, juga menjadi indikator penting untuk memprediksi volatilitas.

Konflik Israel-Iran, yang diperparah keterlibatan AS, menciptakan tantangan besar bagi stabilitas harga Bitcoin dalam jangka pendek. Namun, dengan potensi pemulihan pada Q3 2025 dan minat investor yang tetap kuat, Bitcoin masih memiliki peluang untuk bangkit. Investor perlu tetap waspada dan memantau perkembangan geopolitik serta kebijakan moneter global.

Sumber: Tokocrypto, JPMorgan, Bloomberg, Reuters, CoinDesk, dan data pasar dari X.
Tanggal: 24 Juni 2025, 02:13 WIB.