Febiyona Maksum: Sumenep Merindukan Pemimpin yang Memberikan Bukti bukan Hanya Janji

Foto: Nur Febiyona Maksum saat menyampaikan prolog acara debat terbuka. (Nataindonesia.com/istimewa)

Nataindonesia.com – Kini Sumenep merindukan sosok pemimpin yang tidak hanya menebar janji, namun mengibas sebuah bukti yang berdiri di atas dedikasi-dedikasi yang berarti.

Demikian kalimat pembuka Nur Febiyona Maksum -akrab disapa Febi-, sebagai moderator acara debat pemuda yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) Jawa Timur, sebagai ruang demokrasi dalam menyambut pesta demokrasi, yakni Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) 2024. Bertempat di Kafe Taneyan, pada Ahad 10 November 2024.

Acara tersebut menghadirkan dua kelompok fasilitator, yakni Sahabat Muda AF yang merupakan representasi perwakilan dari pasangan calon (Paslon) Pilkada Sumenep 2024 nomor urut 2 (FAHAM) dan Generasi Sumenep Hijau mewakili Paslon nomor urut 1 (FINAL).

Baca Juga:  Tim FINAL Sambangi PPK Bluto, Dukung Pilkada Sumenep Damai, Jujur dan Adil

Febi mengatakan, acara itu merupakan ruang bagi anak muda untuk menguji visi-misi kedua Paslon. Apakah gagasan mereka (para calon) untuk membangun Sumenep adalah realita atau hanya sekadar pemanis kampanye, dengan kata lain merupakan ilusi belaka?

Lalu, sambungannya, program seperti apa yang bakal mendukung pertumbuhan serta perkembangan para pemuda di Kabupaten Sumenep untuk lebih maju.

Pada tahap berikutnya, Febi menguliti kedua kubu dengan tiga premis argumen. Yakni tentang Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Bagi Pemuda, Pengentasan Kasus Seksual di Kabupaten Sumenep dan Pemerataan Infrastruktur Pembangunan Jalan dan Pendidikan bagi Daerah Kepulauan dan Daratang.

“Menurut saya, hasil debat ini tidak ada yang menang atau kalah, keduanya imbang. Hanya ada dua topik yang sempat dibahas karena durasi acara yang terpotong, yaitu tentang lapangan pekerjaan dan kekerasan seksual di kabupaten sumenep,” urai Febi kepada Nataindonesia.com.

Baca Juga:  Rekomendasi PKB: Fauzi-Imam Pasangan Ideal untuk Pilkada Sumenep 2024

Kendati demikian, Febi sempat mengulang-ulang soal Sumenep yang menempati urutan ketiga kota termiskin di Pulau Jawa. Hal itu baginya merupakan ironi yang tidak sepadan dengan potensi kekayaan Sumenep yang melimpah. Mulai dari pertanian, laut hingga gas alam dan minyak bumi.

“Ini termiskin se-pulau Jawa loh kak, bukan hanya se-Jawa Timur,” katanya.

Lalu Febi menegaskan, Sumenep dengan segala tantangannya tengah membutuhkan pemimpin yang benar-benar bisa bekerja secara visioner. Pilbup Sumenep 2024 merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut.

Baca Juga:  KH Maulidi Alhasani Pesantren Sukorejo: KH Ali Fikri Suri Tauladan

Ia pun mengajak para pemuda untuk lantang bersuara, ikut mengawal proses pembangunan Sumenep melalui gagasan kritis dan ide kreatif. Fokus terhadap membangun potensi diri sebagai calon pemimpin tanpa teracuni oleh kepentingan para politisi yang sibuk membuncitkan perut sendiri atau kelompoknya.

Hal itu ia gambarkan seperti sikap kedua kubu dalam debat tersebut. “Walaupun perdebatan cukup panas, namun di akhir acara kedua kubu foto bersama dengan saling merangkul, menunjukkan bahwa mereka hanya berbeda pandangan dan pilihan, namun persahabatan tetap berjalan,” pungkas Febi. (nt/nt)