Petani di Balik Ekspor Bawang Goreng Sumenep ke Belanda

Para petani perintis Bawang Goreng Sumenep yang kini bekerja di PT Permata Indah Rubaru. Mereka foto bersama di depan Pemkab Sumenep usai pelepasan ekspor Bawang Goreng Sumenep ke Belanda. (nataindonesia.com/istimewa)

Nata Indonesia – Bawang Goreng Sumenep tembus pasar internasional. Awal Titik terang para petani bawang merah Rubaru untuk mendongkrak pendapatannya.

Melalui PT Permata Indah Rubaru (PIR), bawang merah variates Rubaru dalam bentuk goreng berhasil diekspor ke Belanda. Bupati Sumenep Achmad Fauzi ikut merayakan kesuksesan ini dengan melakukan pelepasan ekspor pada Rabu 1 November 2023, di Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Sumenep.

Bawang Merah Variates Rubaru sudah lama dikenal sebagai salah satu bawang merah terbaik di Indonesia. Ciri utamanya memiliki aromatik khas dibanding bawang merah yang ada di daera lain di Indonesia.

Harga jual bawang merah Rubaru juga di atas harga rata-rata di banding bawang merah daerah lain. Harganya bisa mencapai Rp 30 ribu/kg. Sementara bawang merah lain harganya di kisaran paling mahal Rp 20 ribu/kg.

Kendati demikian, harga bawang merah rubaru sempat rusak akibat persaingan harga dengan daerah lain. Faktor lain perusak harganya adalah penurunan kualitas bawang rubaru yang tercampur dengan bibit luar Sumenep.

Para Petani sempat kebingunan akan kejadian tersebut. Hingga akhirnya, muncul ide untuk mengembangkan bawang merah rubaru dengan membuat berbagai produk olahan bawang goreng. Ide ini tidak lain diinisiasi oleh para Petani Muda Rubaru.

Baca Juga:  Bahasa Indonesia Resmi Jadi Bahasa Internasional

Awal Mula Bawang Merah Goreng Rubaru Sumenep

Berawal dari ide Fauzan bersama istrinya, pasangan suami istri itu pada sekitar 2018-2019 mencoba membuat produk olahan bawang merah Rubaru. Keduanya juga memperkenalkan kepada kelompok teman-temannya yang memang tergabung dalam kelompok petani muda.

Fauzan bersama teman-temannya mulai memperkenal produk olahan bawang merah Rubaru di pasar lokal. Namun perkembangannya tidak begitu signifikan. Kemudian, Fauzan mencoba untuk membuat kemasan bernama “Dafis Tumpeng”. Hal ini juga belum membuahkan hasil yang signifikan. Penjualan produk bawang goreng Rubaru tidak ada pekermbangan.

Para Petani Muda Rubaru, pada 2021 lalu kemudian meresmikan kelompoknya dalam naungan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Permata Indah Rubaru (PIR). Di sinilah para petani mulai berkolaborasi untuk membuat kualitas produk bawang Rubaru semakin baik dengan pola manejemen yang lebih terstruktur. Baik dari pengemasan produk hingga pola manejemen pemasaran.

Melihat potensi tetsebut, Pemerintah Sumenep kemudian ikut turun tangan membantu para petani untuk mengembangkan produk pertanian bawang merah Rubaru.

BUMP PIR pun berganti menjadi Koperasi Permata Indah Rubaru dan pada tahap selanjutnya koperasi itu melahirkan PT Permata Indah Rubaru yang menaungi segala produk bawang merah Rubaru.

Baca Juga:  LSAI Bimbing Masyarakat Kelola Keuangan Sehat dan Kontrol Hutang

“Sejak dibantu pemerintah Alhamdulillah produk kami itu semakin dikenal luas ke berbagai kota yang ada di Indonesia, karena kami mendapat fasiltas pemasaran,” kata Manager Marketing PT Permata Indah Rubaru, Rohmat Kurnianto -akran disapa Mr. Kim- pada Rabu 1 November 2023, ditemui Nataindonesoa.com di Kantornya, Jl Raya Rubaru Desa Mandala, Kecamatan Rubaru.

Bawang Goreng Sumenep, Variates Rubaru Tembus Pasar Belanda

Nama bawang goreng Rubaru kini sudah lebih dikenal sebagai Bawang Goreng Sumenep. Hal ini demi mendongkrak pasar dengan mengambil nama “Sumenep” yang lebih dikenal oleh publik.

Kim menuturkan, Kesuksesan Bawang Goreg Sumenep Variates Rubaru bisa tembus pasar internasional bermula saat ia bertemu dengan Ibu Helen dan Ibu Monique dan, salah satu Diaspora Belanda. Mereka bertemu dalam saat mengikuti pelatihan pengembangan produk di Kota Malang pada 2022 lalu.

“Waktu itu saya bersama ditektur dan teman-teman PIR ikut pelatihan dan bertemua dengan Ibu Monique dan Ibu Helen. Ya kami terus melakukan komunikasi inten dengan beliau sebagai orang yang lebih berpengalaman,” urai Kim.

Baca Juga:  FKUB Sumenep Bagi-Bagi Sembako ke Muslim dan Non Muslim

Lewat komunikasi itu, Kim memperkenalkan produk-produk Bawang Goreng Sumenep Variates Rubaru. Ternyata Ibu Helen tertarik dengan produk Bawang Goreng Sumenep hingga akhirnya lahir kesepakatan kerjasama.

“Dia tertarik dengan produk kami karena kita memiliki katalog dan story telling yang sudah jelas. Nah pada Oktober lalu bikin saya cukup kaget, karena beliau langsung minta produk kami untuk diekspor ke Belanda. Kami bersama-sama teman-teman PIR tentu sangat bangga,” terangnya.

Jumlah Bawang Goreng Sumenep yang diekspor oleh PT PIR ke Belanda mencapai 828,01 kg. Dengan rincian, Fried Crispy Shallot in standing pouch kemasan 100 gram — 2.300 pcs berat 281, 75 kg. Fried Crispy Shallot in Vacuum Sealed Plastic kemasan 500 gram — 546,26 Kg.

Kini PT Permata Indah Rubaru bersama para petani muda Rubaru juga telah mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Berdasar keterangan Kim, PT PIR telah mimiliki 43 karyawan dengan gaji Rp 50 ribu/hari.

“Gajinya memang masih kecil karena kami baru mau berkembang, tapi nanti itu pasti bertambah seiring perkembangan perushaan,” pungkas Kim. (ari/red)