Warga RI Mulai Beralih ke Rokok Murah, Realisasi CHT Menurun

Nata Indonesia – Masyarakat perokok di Republik Indonesia (RI) mulai banyak beralih ke rokok harga murah. Hal ini menyebabkan realisasi Penerima cukai hasil tembakau (CHT) menurun sebesar 5,82 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022, yakni Rp134,65 triliun.

Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jawa Timur I, Untung Basuki mengatakan bahwa penurunan konsumsi Golongan I akan lebih signifikan jika dibandingkan Golongan II dan III.

“Perhatian kita adalah apakah struktur tarif itu sudah dalam posisi yang dioptimalisasi. Artinya. Jika dinaikkan lagi malah justru akan menimbulkan rokok ilegal,” kata Untung.

Baca Juga:  Kiat Sukses Seller Shopee, Meraup Omset Besar : Hindari & Ikuti Langkah Ini

Untung memperkirakan peralihan konsumen rokokok kelas I ke kelas II disebabkan karena tarif cukai yang semakin mahal. “Atau karena Golongan I sudah terlalu tinggi maka mereka cenderung untuk Golongan 2 yang tarif cukainya relatif lebih rendah,” imbuhnya.

Dikutip dari CNB Indonesia,  Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) mencatat bahwa penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) hingga akhir Agustus 2023 adalah Rp126,8 triliun.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC, Nirwala Dwi Heryanto, mengatakan bahwa angka realisasi tersebut setara dengan 54,53 persen dari target total CHT APBN 2023 sebesar Rp232,5 triliun.

Baca Juga:  Bagaimana Fungsi Cromacoin untuk Meningkatkan Produktivitas Bisnis?

“Capaian penerimaan cukai HT sampai dengan Agustus sebesar Rp126,8 triliun atau 54,53 persen,” kata Nirwala dalam Press Tour Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/9/2023).

Nirwala mengungkapkan, realisasi cukai hasil tembakau pada akhir 2023 diperkirakan bakal mencapai Rp218,1 triliun atau 93,8 persen dari target APBN 2023.

“Target APBN 2023 untuk total cukai Rp245,5 triliun, hasil tembakau Rp232,5 triliun. Berdasarkan outlook laporan semester I-2023 untuk cukai HT sebesar Rp218,1 triliun atau 93,8 persen dari target APBN,” papar Nirwala.

Baca Juga:  Target 6000 Karyawan, Wabup Sumenep: Kretek Makayasa Harapan Cerah

Berdasarkan outlook tersebut, target penerimaan CHT tidak akan tercapai pada akhir 2023. Menurut Nirwala, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi target penerimaaan CHT 2023, yakni downtrading ke Golongan II, peralihan konsumsi rokok dari konvensional ke elektrik, dan maraknya peredaran rokok ilegal.

“Potensi tidak tercapainya target penerimaan disebabkan oleh tiga hal, yaitu adanya downtrading ke Golongan II, shifting konsumsi ke REL (rokok elektronik), dan peredaran rokok ilegal,” ujar Nirwala. (zuri/red)