Nataindonesia.com – Badan Gizi Nasional (BGN) akhirnya angkat suara soal maraknya kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga 25 September 2025, tercatat 5.914 orang menjadi korban insiden keamanan pangan—mulai dari keracunan hingga reaksi alergi.
Dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9), Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, tak kuasa menahan tangis. Dengan suara bergetar, ia menyampaikan permintaan maaf terbuka sekaligus penyesalan mendalam.
“Dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG di Indonesia. Saya mohon maaf,” ujar Nanik, sembari mengaku dirinya sendiri kini diliputi stres.
Nanik bercerita hatinya hancur menyaksikan ribuan siswa harus digotong ke Puskesmas dan posko darurat. “Saya sebagai seorang ibu saja tidak bisa tidur ketika anak demam. Apalagi ini melihat anak-anak sampai harus dilarikan massal ke fasilitas kesehatan. Saya sudah stres bukan main,” ucapnya lirih.
BGN menyatakan bertanggung jawab penuh atas kasus ini. Seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung lembaga, sembari dilakukan evaluasi total terhadap jalannya program MBG. Sebagai langkah awal, BGN menutup sementara 40 Sentra Penyedia Program Gizi (SPPG) hingga penyelidikan tuntas.
Tak hanya itu, ada aturan yang dipeketat, BGN memberi tenggat sebulan bagi seluruh mitra MBG untuk melengkapi sertifikat laik higiene dan sanitasi (SLHS), sertifikat halal, dan sertifikat kelayakan air. Jika tidak dipenuhi, SPPG terkait akan ditutup permanen.
“Adalah kesalahan kami sebagai pelaksana, dan kami harus memperbaikinya secara total,” tegas Nanik. (Ar/red)