News  

Teguhkan Kebhinekaan, UKM CTA Unisma Kunjungi Kelenteng Eng An Kiong Malang

UKM CTA Unisma kunjungi Kelenteng Eng An Kiong Malang (nataindonesia.com/istimewa)

Nata Indonesia – Dalam rangka meneguhkan kebhinekaan dan memperkuat harmonisasi antar umat beragama, Divisi Kerukunan Umat Beragama UKM CTA Universitas Islam Malang (Unisma) mengunjungi Kelenteng Eng An Kiong Malang, Minggu, 8 Oktober 2023.

Kelima pengurus UKM CTA disambut oleh empat pengurus Yayasan Kelenteng Eng An Kiong yakni Bintaro Mulyo, Zaenal Djajadihardja, Luluk Hanom beserta Ibu Jeni yang secara bergantian menjelaskan terkait sejarah, ajaran, program hingga pada contoh keberagamaan faktual yang relevan.

Ketua Umum UKM CTA Baihaki MA mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadi ruang belajar dan mencari titik temu dengan berdiskusi secara riang gembira.

Baca Juga:  Kementerian PPPA RI Minta Ibu Kandung dan Kepsek Perkosa Anak di Sumenep Dihukum Berat

“Terima kasih kepada Yayasan Kelenteng Eng An Kiong Malang yang telah menerima dan menyambut dengan hangat UKM CTA,” kata Baihaki MA dalam rilisnya.

Menurut pria asal Sumenep itu, Malang sebagai kota pendidikan menjadi tempat menimba ilmu dan mencari pengalaman. Untuk itu, pihaknya akan selalu mencintai dan menjaga nilai-nilai agung persaudaraan umat beragama di wilayah itu.

“Karena Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud bila sesama anak bangsanya tidak harmonis. Untuk itulah, kami datang untuk belajar, bertukar pikiran serta menambah guru dan saudara baru dari tempat mulia ini,” jelasnya.

Setibanya di Kelenteng, Bintaro yang mewakili unsur Khonghucu langsung mengajak untuk mengelilingi Kelenteng. Bangunan legendaris yang dua tahun lagi akan berusia dua abad ini berhasil menghadirkan rasa kagum dan rasa penasaran untuk segera ditanyakan.

Baca Juga:  Modus Masuk Surga, 41 Santriwati Hilang Keperawanan di NTB

“Ini adalah visualisasi kehidupan kita setelah kembali ke haribaan-Nya. Ada yang mulutnya digunting karena sering berbohong dan mengadu domba, ada yang dilindas dengan alat yang sangat berat. Tapi juga ada yang nanti bahagia karena amal-amal baiknya,” kata Bintaro mencitrakan arsitektur salah satu bangunan Kalenteng.

Dari altar satu ke altar, pertemuan itu larut dalam perbincangan penuh makna di bawah langit sore Kota Malang.

Sementara, mewakili unsur Budha, Zaenal membagikan banyak pengalamannya sebagai WNI yang pernah berdiaspora ke Swiss dan Jerman.

Baca Juga:  Tidak Terima Vonis Ringan, Prabowo Perintahkan Agar Harvey Moeis Dipenjara 50 Tahun

“Agama harus hadir dalam berbagai problematika global saat ini. Kemajuan teknologi dan kedigdayaan peradaban Barat perlahan memperlihatkan kesenjangannya karena ketidakhadiran agama. Lihat, Finlandia, pendidikannya maju, indeks kebahagiaan hidupnya diakui oleh PBB sebagai yang tertinggi tapi faktanya angka bunuh diri warganya cukup tinggi,” kata Zaenal.

Sebagai tambahan, Kelenteng Eng An Kiong sendiri merupakan Kelenteng Tridharma, yang digunakan untuk beribadah umat Khonghucu, Budha dan Taoisme.

Sehingga nilai-nilai toleransi yang agung akan dengan mudah dijumpai di setiap inci bangunan megah nan indah itu. (red)