Tatapan Sang Pencuri: Ketika Mata Wanita Merampas Hati Tanpa Jejak

Nuray Istiqbal (Rae Lil Black) setelah masuk islam tampak sangat indah mengenakan hijab dengan tatapan tajamnya.

Nataindonesia.com • Dalam lorong-lorong pemikiran filsuf besar Islam, Ibnu Arabi, tersimpan sebuah ungkapan yang mengguncang nalar dan rasa “pencuri terkejam.” Namun, pencurian yang ia maksud bukanlah perampasan harta benda atau barang berharga. Ia berbicara tentang sesuatu yang jauh lebih halus, lebih tajam, dan lebih dalam tatapan mata seorang wanita.

Tatapan itu, menurut Ibnu Arabi, bukan sekadar ekspresi wajah. Ia adalah senjata yang tak terlihat, namun mampu menembus lapisan jiwa terdalam. Mata wanita, dalam pandangannya, memiliki kekuatan untuk mencuri bukan emas atau perak, melainkan hati, perhatian, dan emosi seseorang. Sebuah pencurian yang tak meninggalkan jejak, namun mengubah segalanya.

Bayangkan seseorang yang berjalan dengan keyakinan dan kendali atas dirinya, lalu tiba-tiba terhenti. Bukan karena ancaman, bukan karena kekerasan, tetapi karena sepasang mata yang memancarkan pesona tak terlukiskan. Dalam sekejap, fokusnya lenyap, pikirannya kabur, dan dirinya terombang-ambing dalam gelombang daya tarik yang tak bisa dijelaskan.

Baca Juga:  Aktris 90-an Kiki Fatmala Meninggal Dunia 1 Desember 2023

Ibnu Arabi tidak sedang memuliakan pencurian, tetapi ia mengungkapkan betapa dahsyatnya kekuatan non-verbal yang dimiliki seorang wanita. Tatapan itu bisa membuat seseorang kehilangan arah, seolah-olah tersesat dalam taman keindahan yang tak memiliki jalan keluar. Dan dalam kehilangan itu, ia menemukan dirinya yang baru nan rapuh, yang terpesona, yang tak lagi sama.

Ungkapan “pencuri terkejam” bukanlah tuduhan, melainkan pengakuan. Pengakuan bahwa ada kekuatan yang tak bisa ditakar dengan logika, tak bisa ditahan dengan kehendak. Tatapan mata wanita menjadi metafora dari pengaruh yang begitu kuat, hingga mampu merampas kendali seseorang atas dirinya sendiri.

Baca Juga:  Ketika Kopiku Jadi Teh, Part II: Memecah Misteri

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali meremehkan kekuatan daya tarik. Kita menganggapnya sebagai hal biasa, sebagai bagian dari interaksi sosial. Namun Ibnu Arabi mengajak kita untuk melihat lebih dalam: bahwa daya tarik bisa menjadi kekuatan yang mengubah arah hidup, membelokkan keputusan, bahkan mengguncang keyakinan.

Tatapan mata yang penuh pesona bukan hanya milik wanita. Ia adalah simbol dari kepercayaan diri, dari kemampuan untuk mempengaruhi, dari seni komunikasi yang tak membutuhkan kata-kata. Dalam dunia bisnis, politik, bahkan dalam percakapan sederhana, kekuatan ini bisa menentukan segalanya.

Ibnu Arabi mengingatkan kita bahwa komunikasi bukan hanya tentang apa yang diucapkan, tetapi juga tentang apa yang dirasakan. Ekspresi, gerak tubuh, dan terutama mata, adalah jendela yang bisa membuka atau menutup hati seseorang. Dan dalam dunia yang penuh kebisingan, tatapan yang tulus bisa menjadi suara yang paling lantang.

Baca Juga:  Apakah Agnes Mo dan Bright Vachirawit Pacaran? Kepoin Yuk!

Ungkapan ini bukan sekadar puisi atau metafora. Ia adalah refleksi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang mudah terpengaruh oleh keindahan, oleh pesona, oleh hal-hal yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Dan dalam pengaruh itu, kita menemukan sisi kemanusiaan kita yang paling dalam yang rentan, yang peka, yang mencintai.

Dengan menyebut mata wanita sebagai “pencuri terkejam,” Ibnu Arabi tidak sedang menuduh, tetapi sedang memuji. Ia memuji kekuatan yang tak bisa dilawan, yang tak bisa dihindari, dan yang tak bisa diabaikan. Sebuah kekuatan yang mengingatkan kita bahwa dalam keheningan tatapan, terkandung gemuruh yang bisa mengubah segalanya.

Penulis: Mr. B