News  

Sumenep Banjir Pengemis Berbagai Daerah, Aktivis: Butuh Perda Penertiban

Salah satu pengemis di Sumenep saat minta-minta ke pengunjung salah satu kafe. (Nataindonesia.com/Bahri)

Nataindonesia.com – Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur banjir pengemis dari berbagai daerah. Dinas Sosial (Dinsos) setempat sudah banyak memulangkan para pengemis ke daerah asal mereka.

Hampir setiap sudut kota Sumenep akan ditemukan keberadaan pengemis yang meminta duit ke masyarakat. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pakaian yang digunakan masih sangat layak.

Target operasi yang mereka sasar adalah kafe, warung kopi pinggir jalan, rumah makan, taman kota, pasar, bahkan hingga ke pemukiman warga di area Kota Keris.

Kepala Dinsos Sumenep Mustangin membenarkan keberadaan para pengemis tersebut. Hal itu ia ungkapkan saat diwawancara oleh para wartawan pada Kamis, 22 Agustus 2024 di ruang kerjanya.

Baca Juga:  PSHT Sumenep Laksanakan Tes Kesehatan Ayam Jago bagi Calon Warga

Mustangin menjelaskan, para pengemis yang berada di Kabupaten Sumenep bukan hanya penduduk lokal, pendatang dari luar daerah juga banyak. Bahkan dari luar Madura juga seperti sudah sangat terorganisir. “Mereka datang ke Sumenep ada yang rombongan memakai mobil,” katanya.

Dinsos Sumenep, Kata Mustangin sudah sering memulangkan para pengemis yang terjaring operasi Satpol PP. Sementara jumlah pengemis yang berhasil ditertibkan sudah tidak terhitung.

“Banyak sekali, kami yang memulangkan ke luar daerah itu juga sudah lebih sepuluh kali, ada yang dari Jawa Tengah, cuma saya lupa jumlah detailnya,” katanya.

Nataindonesia.com memergoki salah satu pengemis tengah operasi meminta-minta di salah satu kafe. Ia seorang lelaki tegap berpakaian semi batik, celana Levis, peci putih, dan memakai sendal jepit. Tubuhnya masih bugar, ia terlihat menengadahkan tangan ke pengunjung kafe. Saat pengunjung enggan memberi duit, pengemis itu meminta sebatang rokok.

Baca Juga:  Teguhkan Kebhinekaan, UKM CTA Unisma Kunjungi Kelenteng Eng An Kiong Malang

Salah satu aktivitas Sumenep Mohamad Nor mengatakan bahwa keberadaan mereka kadang membuat keresahan. Pasalnya, para pengemis itu kadang tiba-tiba datang mengganggu orang yang tengah ngobrol.

“Kita kalau di kafe kadang kan biasa ngobrolin hal penting dengan rekanan atau teman, jadi kadang sangat mengganggu tiba-tiba obrolan terputus,” katanya saat diwawancara, Senin, 26 Agustus 2024.

“Yang bikin kesal mereka banyak yang memaksa. Saya hampir setiap hari pindah-pindah kafe untuk ketemu orang, ciri mereka sama, sering memaksa,” imbuh Nor.

Nor menegaskan, Sumenep mestinya juga harus segera mengeluarkan Perda yang mengatur tentang pengemis. Selain itu sambungnya, hal ini juga indikasi masyarakat Indonesia yang masih pemalas dan ketersediaan lapangan kerja yang pendapatan atau gaji masih sangat rendah.

Baca Juga:  Presiden RI Jokowi Terbang ke Amerika untuk Lobi Gencatan Sejanta di Gaza

“Profesi pengemis itu sepertinya memang menjadi profesi pekerjaan mereka. Hal ini harus diperhatikan oleh pemerintah, selain itu mereka juga harus dididik untuk menjadi insan yang lebih berkualitas yakni sebagai manusia yang giat bekerja keras dan cerdas,” urai Nor.

“Perda itu nanti mengatur seperti di Jogja, warganya yang kepergok ngemis akan diberi sanksi tegas. Masalahnya mereka ini masih sehat dan untuk mencari pekerjaan yang layak masih sangat bisa,” pungkasnya. (Ari/red)