Nataindonesia.com — Di bawah sorotan lampu Gedung Merdeka yang sarat sejarah, Kongres XXII Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melahirkan kepemimpinan baru. Sujahri Somar resmi terpilih sebagai Ketua Umum GMNI, didampingi Amir Mahfut sebagai Sekretaris Jenderal. Keduanya meraih 84 rekomendasi dari DPC dan DPD se-Indonesia—sebuah mandat mayoritas yang menandai arah baru gerakan mahasiswa nasionalis ini.
Proses pemilihan berlangsung dinamis, diwarnai perdebatan ideologis dan semangat kaderisasi, namun berpuncak pada suara bulat untuk membawa GMNI kembali ke rel strategis perjuangan Marhaenisme.
Dalam pidato perdananya di titik simbolik bernama Penjara Bung Karno Baencuy, Sujahri menyerukan rekonsolidasi internal dan revitalisasi ideologi sebagai poros utama gerak organisasi ke depan.
“GMNI harus menjadi motor perubahan. Kita akan menyalakan kembali semangat Trisakti Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” tegasnya, disambut gemuruh peserta kongres.
Lebih dari sekadar regenerasi struktural, terpilihnya Sujahri dan Amir mencerminkan gelombang harapan baru—bahwa GMNI bukan sekadar nama dalam sejarah, tapi daya hidup yang terus mencari bentuk di tengah krisis demokrasi dan ketimpangan sosial hari ini. (Rb/Red)