Nataindonesia.com – Tagar (#) sering digunakan oleh banyak orang di berbagai media sosial (Medsos). Mereka biasa menggunakan tagar pada akhir paragraf. Namun apakah mayoritas dari mereka sudah memahami fungsi penggunaan tagar di media sosial? Termasuk kita sebagai pengguna aktif medsos sudah memahami penggunaan tersebut? Selain itu, sejak kapan tagar mulai digunakan di dunia internet?
Sejarah Tagar dan Fungsinya
Pada umumnya, artikel yang membahas sejarah tagar biasa dimulai pada tahun 1960-an. Dilansir clickwoker.com, tagar tercipta seiring kelahiran telpon genggam. Pada saat itu, Sistem telepon otomatis mulai menggunakan tanda pagar pada tahun 1960-an sebagai cara bagi penelepon untuk beralih ke perintah berikutnya. Kadang-kadang tanda ini digunakan dalam kombinasi dengan angka. Ketika simbol diterapkan dalam suatu rangkaian, hal itu menunjukkan bahwa suatu cerita telah berakhir.
Sementara pada awal mula penggunaan di komputer, randa ini (#) pertama kali diadopsi dengan komputer sebagai bagian dari nama berkas untuk menunjukkan bahwa konstanta oktal digunakan.
Dikutip Britannica.com, sejarah tagar dimulai jauh sebelum internet. Dikenal sebagai ‘tanda angka’ atau ‘tanda pagar’, tagar memungkinkan manusia berinteraksi dengan mesin dalam berbagai cara sebelum penggunaannya di internet.
Britannica menjelaskan, tagar diyakini berasal dari zaman Romawi, ketika huruf ‘lb‘ sering ditulis dengan ligatur (dua karakter yang disambung) sebagai singkatan dari libra pondo , atau “berat pon.”
Seiring berjalannya waktu, seiring orang mulai menulis singkatan dengan lebih cepat, simbol ini berevolusi menjadi simbol #. Meskipun simbol ini secara teknis disebut octothorpe, tanda ini juga sudah lama dikenal sebagai “tanda angka” atau “tanda pagar.”
Lalu, dengan munculnya mesin ketik komersial pada tahun 1870-an, simbol tagar mulai digunakan pada papan ketik QWERTY sebagai tombol yang digunakan untuk menunjukkan angka kata (misalnya, pensil #2).
Pada tahun 1968, simbol tagar ditambahkan ke papan tombol telepon nada sentuh yang baru dikembangkan oleh perusahaan penelitian dan pengembangan Bell Labs , yang menandai diperkenalkannya simbol tersebut ke dalam perangkat elektronik dan mengamankan status utamanya. Lalu dinamakan dengan simbol hash.
Simbol hash (#), bersama dengan simbol asterisk (*), ditambahkan oleh Bell untuk memungkinkan pengguna memasukkan perintah tertentu ke dalam sistem komputer berbasis telepon.
Sejarah Tagar Era Media Sosial
Semula simbol hash digunakan sebagai lambang pound atau nomor dalam bahasa Inggris. Namun, dalam konteks media sosial, tagar memiliki fungsi yang berbeda.
Pada perkembangan berikutnya, yakni pada tahun 2007, Chris Messina, seorang pengembang web, pertama kali mengusulkan penggunaan tagar (#) untuk mengelompokkan percakapan di Twitter.
Pada tahun tersebut, Chris Messina mulai mempopulerkan penggunaan tagar di medsos twitter (sekarang X). Messina pada saat itu memposting atau meng-tweet “#barcamp” untuk mengelompokkan percakapan tentang acara BarCamp.
Penggunaan tagar di tweeter mulai menemui Populeritasnya pada sekitar tahun 2009-2010. Tagar menjadi populer setelah Twitter memperkenalkan fitur pencarian yang memungkinkan pengguna mencari tweet berdasarkan tagar.
Usai penggunaan tagar sukses di tweetter, penggunaan tagar kemudian berekspansi ke platform lain. Tagar kemudian diadopsi oleh platform media sosial lain seperti Instagram, Facebook, dan LinkedIn.
Fungsi Tagar
1. Mengelompokkan Percakapan_: Tagar membantu mengelompokkan percakapan yang terkait dengan topik tertentu.
2. Meningkatkan Visibilitas_: Tagar membantu meningkatkan visibilitas tweet atau postingan dengan membuatnya muncul dalam hasil pencarian.
3. Membuat Kampanye_: Tagar digunakan untuk membuat kampanye atau gerakan sosial yang dapat diikuti oleh banyak orang.
Dalam beberapa tahun terakhir, tagar telah menjadi bagian integral dari media sosial dan digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia. (Red/*)