Opini  

Pesantren Filter Westernisasi pada Anak

Pesantren Raudhatul Amien Kepulauan Kangayan.
Pesantren Raudhatul Amien Kepulauan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, peringati hari santri (nataindonesia/hulil asmari)

Peran Pesantren dalam Membentuk Moral Anak

Pesantren di era modern mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan moral anak. Pesantren adalah media relegius untuk menanamkan nilai-nilai moral di tengah-tengah pengaruh asing yang jauh dari nilai-nilai agama. — Alhasil Peranan pesantren menjadi sangat penting untuk menghentikan westernisasi (pemujaan terhadap tradisi barat) yang condong pada hal-hal negative. — Genari kita harus kembali di arahkan pada tradisi nenek moyang mereka yaitu kembali menganut nilai-nilai ketimuran (islam).

Pesantren juga mampu menciptakan santri-santri yang siap berkontestasi dalam ruang-ruang professional (ruang kerja) karena pesantren juga terus bergulir menyesuaikan diri dengan zaman dan berkontribusi dalam menjawab menjawab kebutuhan zaman namun pesantren tidak akan pernah meninggalkan tradisi/identitas mereka sebagai pengkaji kitab-kitab klassik seperti kitab ihya’ ulumuddin atau kitab hadits seperti bulughul maram dan riyadus sholihin.

Selain itu, penampilan santri terlihat lebih sopan dengan ciri khas mereka yang “sarungan”. Nilai-nilai agama benar-benar di terapkan dalam kehidupan sosial mereka. Inilah yang kemudian disebut “adab” kesantrian.

Adab para santri ditanamkan sedemikian, dcontohkan langsung oleh para ustazd/kiai sebagai suri tauladan mereka.

Baca Juga:  Menuju Pilpres 2024

Para santri usai menempuh pendidikan di pesantren, mereka dituntut untuk menerapkan ilmu yang diajarkan oleh para guru mereka dalam kehidupan sosial masyarakat. Hal ini sesuai dengan semboyan spirit mereka, “ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah”.

History panjang tentang para santri, telah berhasil membentuk sudut pandang positif bagi masyarakat. Bahkan, sebagian masyarakat menganggap, “santri simbol kealiman dan keluasan ilmu”.

Secara tidak langsung, status “santri” telah menemapati hirarki sosial lebih tinggi dibanding status masyarakat umum. Mereka telah terikat dengan pola pandang yang konotosinya “Alim, pintar dan paham agama”. — Pola pandang masyarakat ini kemudian juga melahirkan hukum tidak tertulis yang mengharuskan santri mesti bisa menjawab persoalan sosial-agama. Minimal bisa menjadi imam shalat.

Baca Juga:  Palestina Israel Satu Genetik

Berdasar uraian di atas, pesantren layak menjadi salah satu solusi terbaik untuk membentuk moral anak atau kaum pelajar. Pesantren adalah tameng di tengah dunia yang dilanda westernisasi dalam bingkai kemajuan teknologi informasi.

Penulis: Mahasiswa Sumenep Hulil Amsari