Nata Indonesia – Dua grup musik tong-tong di Sumenep bentrok dan ricuh pada pembukaan Festival Cemara Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur pada Jumat malam, 3 November 2023. Kejadian ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak.
Akibat dua grup musik tong-tong yang bentrok itu, berbagai komentar negatif telah mencoreng Kabupaten Sumenep yang selalu dikemas dengan adem ayem, tentram, kondusif dan kaya toleransi.
Aktivisi Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (GEMPAR) Mohammad Nor ikut mengomentari, ia menilai bahwa kejadi kemarin merupakan cermin dari penanganan kesenian Sumenep yang tidak baik.
Kesenian Sumenep sebenarnya diharapkan bisa mempercantik daya tarik Sumenep sebagai kota yang dipromosikan jadi kota wisata. Anggaran APBD ratusan juta telah digelontorkan untuk mendongkrak PAD Sumenep lewat wisata. Namun, kata Nor, belum ada hasil yang nampak.
“Event itu malah menimbulkan konflik publik yang mengarah pada kerusuhan, kita melihat bagaimana insiden itu terjadi, seluruh pihak yang terlibat harus bertanggung jawab kepada publik,” katanya, kepada nataindonesia.com, Sabtu 4 November 2023.
“Ini juga indikasi bahwa Kalender Event Sumenep yang digelar setahun penuh buntung, anggaran ratusan juta itu apa hasilnya? buntung,” imbuhnya.
Nor menjelaskan, Disbudporapar Sumenep dan EO penyelenggara adalah pihak utama yang mesti bertanggung jawab. Pasalnya, dinas tersebut adalah pengemban tugas bagaimana promosi Sumenep menjadi menarik dan memikat lewat keindahan seni dan wisata yang ada di Sumenep.
Selain itu, sambungnya, Pemerintah Sumenep baik eksekutif atau yudikatif mesti melakukan evaluasi total untuk menyusun program-program promosi Sumenep.
“Bagaimana wisatawan atau orang luar tertarik ke Sumenep jika rekam jejak Sumenep seperti ini. Lalu bagaimana bisa menarik pengusaha luar untuk investasi ke Sumenep jika kondisi sosialnya seperti ini,” urai Nor. (ari/red)