Nataindonesia.com – Ketua Sementara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep H Zainal Arifin sebagai santri mengaku tergerak untuk menertibkan Kota Keris, Madura Jawa Timur dari praktik bisnis prostitusi.
Alumni Pesantren Banyuanyar Pamekasan ini mengatakan bahwa sebagai santri ia ingin menegakkan Amal Maruf Nahi Munkar di Kota Keris ini.
Santri almarhum R KH Muhammad Syamsul Arifin Banyuanyar itu menjelaskan, upaya penertiban itu bukanlah kepentingan politik, melainkan sebagai wakil rakyat yang tengah menindak lanjuti keresahan masyarakat.
““Kami mendapat laporan dari warga dan meminta Satpol PP untuk mengecek lokasi. Ternyata benar, tempat tersebut dijadikan lokasi prostitusi,” ujar H. Zainal.
H Zainal bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumenep telah melakukan penggerebekan ke lokalisasi prostitusi yang ada di Kecamatan Ambunten pada Jumat (6/9/2024) lalu. Operasi itu mengaman 8 perempuan pekerja esek-esek. Satu orang asli warga Sumenep dan 7 orang merupakan warga dari luar Madura.
“Kalau yang asli Sumenep itu nanti kita bina dan dicarikan pekerjaan yang halal (lebih layak.red), kalau yang dari luar kita pulangkan ke tempat asalnya,” ungkap H Zainal diwawancara melalui sambungan telpon WhatsApp, pada Ahad 8 September 2024.
Ia menjelaskan, praktik prostitusi itu memiliki banyak dampak buruk baik bagi pelanggan atau penyedia jasanya. Salah satu dampaknya yakni terhapa harmonisasi keluarga yang bakal berdampak pada SDM anak serta ekonomi keluarga.
“Ini upaya kita menciptakan masyarakat yang sadar akan nilai-nilai kemanusiaan yang derajatnya ditinggikan oleh Allah dibanding mahluk lain, sekaligus menyelamatkan para generasi dari lingkungan negatif agar menjadi insan yang produktif dan kreatif,” urainya.
“Mari kita sama-sama jaga Marwah perempuan dan laki-laki atau Marwah Kemanusiaan kita ini,” imbuhnya.
Kata H Zainal, upaya penertiban lokalisasi yang tengah disoroti bukan hanya pada satu daerah, melainkan semua daerah yang ada di Sumenep.
Bahkan, sambungnya, ada dua tempat kos yang sudah mendapat pemantauan. Selain itu ia mengaku juga telah melakukan pengecekan di daerah Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep.
“Kami akan soroti semua daerah dan tempat, termasuk hotel nanti. Cuma untuk hotel belum kita perlahan satu persatu,” katanya.
H Zainal menegaskan, praktik prostitusi di Sumenep sudah cukup marak, ditambah kini para PSK itu sangat mudah diakses melalui aplikasi michat. Hal tersebut yang menurutnya cukup meresahkan untuk menjaga moral masyarakat Sumenep.
“Saya hanya ingin menegak nahi mungkar, ini Sumenep yang dikenal sebagai kota santri, ini bukan Surabaya,” tegasnya.
Meminalisir prostitusi juga merupakan upaya menciptakan masyarakat yang harmonis dalam keluarga sehingga bisa melahirkan generasi bangsa yang beradab dan unggul di masa mendatang.
“Mari kita gunakan sebagian APBD kita untuk menyadarkan dan menyelamatkan mereka dari pekerjaan gelap itu demi kemajuan Sumenep, soal pro dan kontra itu biasa apalagi saya ini sebagai anggota dewan,” pungkasnya. (Ari/red)