News  

Ketua DPRD Sumenep dan Wakilnya Didemo PMII STITA Aqidah Usymuni Terate

Anggota Komisarian PMII STITA Aqidah Usymuni saat demonstrasi dikawal kepolisian, di depan Kantor DPRD Sumenep. (Nataindonesia.com/Bahri)

Nataindonesia.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep didemo oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STITA) Aqidah Usymuni Terate, pada Senin 14 Oktober 2024.

Para aktivis melakukan demonstrasi mengenai tindakan Ketua DPRD Sumenep H Zainal Arifin yang melakukan penggerebekan terhadap rumah pelacuran di daerah Kecamatan Ambunten beberapa pekan lalu.

Ketua PMII STITA Aqidah Usmuni Hulil Amsari menjelaskan, tindakan H Zainal yang melakukan penggerebekan terhadap delapan PSK itu telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Delapan perempuan itu digrebek, direkam lalu disebar ke media sosial tanpa melakukan sensor terhadap wajah mereka.

Baca Juga:  Didemo Aktivis, Usai Dilantik Pimpinan DPRD Sumenep Tidak Ngantor

“Para PSK itu juga manusia yang privasi dan derajatnya juga harus dijaga. Mereka manusia seperti kita. Mereka bekerja seperti itu karena tuntutan ekonomi, mungkin itu pekerjaan kotor, tapi bukan berarti mereka harus dihinakan, mereka juga punya keluarga,” urainya.

Kata Hulil, tindakan H Zainal dinilai perbuatan politis yang dengan mengorbankan masyarakat kecil sebagai umpan. Bukan semata-mata demi membangun lingkungan Sumenep yang lebih baik. Pasalnya, tindakan politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu dilakukan sewaktu santer isu perebutan kursi Ketua DPRD Sumenep.

Baca Juga:  KKN Mahasiswa UINSUKA Bantu Promosikan Desa Seribu Bunga di Kota Batu

“Kenapa hanya satu tempat, kalau serius semua tempat termasuk di hotel-hotel harus dirazia juga, lakukan pengawasan dengan ketat dan tutup semua rumah pelacuran di Sumenep,” tegas Hulil.

Selain itu, Hulil juga menguraikan tentang kapasitas salah satu Wakil Ketua DPRD Sumenep H Dulsiam, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep. Kata Hulil, H Dulsiam diduga terlibat dalam pembuatan Ijazah palsu milik salah satu kepala desa di Sumenep.

“Kemari waktu pelantikan ketua (H Zainal) sempat menyinggung memajukan pendidikan, bagaimana bisa memajukan kalau dia sendiri membiarkan wakilnya terlibat dalam pemalsuan ijazah,” katanya.

Baca Juga:  Ketua DPRD Sumenep H Zainal Sebagai Santri Geram pada Praktik Prostitusi: Kita Jaga Marwah Kemanusiaan

Para demonstran yang melakukan aksi sekitar satu jam, tidak ditemui oleh pimpinan DPRD Sumenep. Bahkan tidak ada perwakilan yang menemui mereka untuk menjawab tuntutan.

Mereka juga sampai melakukan pengecekan ke dalam kantor DPRD Sumenep untuk memastikan keberadaan H Zainal dan jajarannya. Para aktivis menyisir setiap ruangan dari lantai satu hingga ke lantai dua, namun pencarian mereka tidak berbuah manis. (ari/red)