Puncak Kesucian Cinta Maria Jalan ke Surga

Kisah puncak kesucian cinta maria dalam ayat-ayat cinta
Ilustrasi sosok Maria denga gambar wanita bedoa. (nataindonesia.com/pexels)

Cinta Maria Kembali Subur

Maria pun akhirnya bisa datang ke sidang terkahir Fahri. Sidang ini penentuan nasib Fahri. Maria datang dengan kursi roda didorang Aisha karena kondisinya yang masih lemah.

Maria sebagai saksi kunci menjelaskan segala tudingan kepada Fahri tidak benar. Penjelasan Maria juga didasarkan dengan berbagai bukti autentik yang semula sudah dikumpulkan pengacara Fahri.

Hakim akhirnya memutuskan Fahri tidak bersalah. Sementara wanita yang mengaku dinodai Fahri akhrinya berkata jujur. Namanya Noura. Ia sebenarnya tengah hamil lantaran diperkosan oleh seorang lelaki bejat. Namun Noura kepada orang tuanya mengaku diperkosa Fahri lantaran sakit Hati. Fahri menolak cintanya dan menikah dengan Aisha.

Puncak Kesucian Cinta – Jalan ke Surga

Hari berikutnya, Fahri, Aisha dan Maria hidup bahagia. Aisha sebenarnya banyak mengalah kepada Maria dalam berbagi kebersamaan.

Pada suatu hari ketika mereka tengah asyik di sebuah taman. Tiba-tiba Maria mengeluarkan darah dari hidungnya. Tak lama ia langsung pingsan.

Baca Juga:  Mau Nonton Konser Perdana Band Coldplay di Jakarta Indonesia? Ini Harga Tiketnya

Aisha dan Fahri langsung membawa Maria ke rumah sakit. Ternyata Maria tengah mengidap penyakit kanker mematikan. Bahkan dokter mengatakan umur Maria tidak lama.

Saat Maria siuman dan terbaring di ruang rawat pasien. Maria meminta Fahri untuk memakaikan kerudung. Sungguh kecantikannya semakin sempurna meski wajahnya setengah pucat.

Maria bercerita kepada Fahri. Saat pingsan, ia bertemu dengan sosok Maryam ibu Yesus. Kata Maria, Ia ingin ikut langkah Bunda Maryam. Maria melihat suatu istana yang sangat megah dan sangat indah. Penuh cahaya dan kedamaian.

Bunda Maryam masuk ke istana tersebut. Namun, kata Maria, ia tidak bisa memasuki istana tersebut. Ia dicegal seorang penjaga dan berkata, “Kamu harus memiliki kunci”. Maria melihat pada gerbang istana tersebut terdapat bacaan Muhammad Rasulullah Saw.

Baca Juga:  Contoh Kerangka Novel dan Fungsinya

“Saya ingin masuk ke sana Fahri. Tuntun aku sayang, saya sangat ingin ikut bunda Maryam” ujar Maria kepada Fahri sambil berpegangan tangan.

Aisha yang menyaksikan itu mengeluarkan air mata haru. Aisha paham, yang dialami Maria bukan mimpi kosong atau khayalan. Melainkan kekuasaan ilahi tengah memperlihatkan surga kepada Maria.

Akhirnya Fahri menuntun Maria untuk membacakan dua kalimat syadahat. “Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”.

Usai Mari berikrar dengan dua kalimat syahadat, Ia meminta Fahri dan Aisha untuk shalat bersama. “Saya juga ingin shalat bersama kalian, saya ingin menjadi bagian dari makmum” katanya.

Aisha mengambilkan wudu Maria dengan tayammum memakai debu. Sebab Maria belum diperbolehkan bersentuhan dengan air.

Usai itu, merekapun shalat dalam ruang rawat pesien. Maria shalat dengan terbaring, sementara Fahri jadi imam dan Aisha di belakangnya ikut bermakmum.

Baca Juga:  Bromo Tengger Semeru Jadi Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia

Setelah menutup shalat dengan salam terkahir dan doa singkat, Fahri bersama Aisha langsung berdiri menengok Maria.

Wajah maria terlihat sangat cantik. Wajahnya berseri ditambah senyum manis. Tapi Maria kini sudah tidak bergerak. Nadinya sudah tidak berdetak. Maria pergi menyusul Bunda Maryam!

Penulis: Z Bahri

Cerita ini merupakan penulisan ulang kisah cinta tokoh Maria dalam Novel Ayat-Ayat. Namun penulisan ceritanya lebih merujuj kepada Filmnya Bahasa yang digunakan juga menggunakan gaya penulis sendiri. Jadi jika ada yang tidak sesuai dengan isi cerita asli yang ditulis Habiburrahman El Shirazi harap maklum.  Namun plot dan alurnya cerita yang dibawakan dalam cerita di atas tidak ada yang berubah. Terus baca artikel hiburan lain di nataindonesia.com. Juga jangan lupa berbagilah dengan teman dan keluarga dengan cara mengesharenya.