Nataindonesia.com • Sumenep kembali menorehkan pencapaian luar biasa dalam bidang kesehatan masyarakat. Berdasarkan data resmi dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, cakupan Outbreak Response Immunization (ORI) campak hingga Kamis, 18 September 2025, telah mencapai angka mengesankan sebesar 89,9 persen dari total sasaran 73.969 anak. Artinya, sebanyak 66.465 anak telah berhasil mendapatkan imunisasi campak sebagai bagian dari upaya perlindungan kesehatan nasional.
Keberhasilan ini semakin bersinar dengan capaian luar biasa dari 14 puskesmas yang berhasil masuk kategori hijau, yakni dengan capaian di atas 95 persen. Puskesmas Giligenting memimpin dengan capaian tertinggi 99,1 persen, diikuti oleh Pandian (97,9%), Sapeken dan Batupatih (97,3%), serta Bluto (96,2%). Puskesmas lainnya seperti Batuan, Dasuk, Legung Timur, Pragaan, Pamolokan, Saronggi, Ambunten, Moncek Tengah, dan Kangayan juga menunjukkan performa luar biasa dengan capaian di atas 95 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri, menyampaikan bahwa capaian ini mencerminkan komitmen dan kerja keras seluruh tenaga kesehatan di Sumenep.
“Sebagian besar puskesmas telah melampaui target nasional. Ini adalah bukti nyata bahwa Sumenep mampu menjadi teladan dalam pelaksanaanimunisasi massal,” ujarnya dengan bangga.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Beberapa puskesmas seperti Dungkek (60,4%), Batang-Batang (68,4%), dan Rubaru (69,6%) masih menghadapi hambatan dalam mencapai target. Namun, semangat untuk mengejar ketertinggalan tetap menyala. Puskesmas Gapura (75,5%) dan Kalianget (80,5%) menunjukkan tren positif menuju capaian optimal.
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya maksimalisasi cakupan, pelaksanaan ORI campak di Kabupaten Sumenep mendapat tambahan waktu hingga 27 September 2025. Keputusan ini merupakan hasil koordinasi intensif antara Dinkes P2KB Sumenep, Kementerian Kesehatan, WHO, UNICEF, dan Universitas Airlangga.
“Tambahan waktu ini adalah peluang emas untuk menyempurnakan capaian dan memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari perlindungan imunisasi,” tutup Syamsuri.
(Red/bhr).