News  

Dikorup! Program BSPS di Sumenep-Rubaru Bikin Penerima Terlilit Hutang

Foto: Kolase foto rumah hasil BSPS dari berbagai daerah yang ada di Sumenep. (Nataindonesia.com)

Nataindonesia.com – Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dikucurkan ke Kabupaten Sumenep pada 2024 menuai banyak polemik. Salah satunya terjadi di daerah Kecamatan Rubaru.

BSPS yang semestinya diharap bisa meningkatkan kesejahteraan, justru berbanding terbalik di Kecamatan Rubaru. Pasalnya para penerima malah terlilit hutang akibat membangun rumah.

Nataindonesia.com melakukan penelusuran penyaluran bantuan BSPS di kecamatan Rubaru sejak awal Januari 2025. Para penerima BSPS di Kecamatan Rubaru mayoritas tidak menerima bantuan secara utuh. Yakni bantuan sebesar Rp 20 juta untuk pembangunan rumah diduga dipotong hingga 50 persen.

Salah satu penerima membeberkan, ia mendapat bantuan berupa batu, genteng, semen dan kayu. Namun bahan tersebut sebagian penerima diberi barang bekas. Seperti genteng yang berhasil didokumentasikan oleh nataindonesia.com pekan lalu.

Baca Juga:  Najwa Shihab dan Khofifah Dilirik jadi Tim Pemenangan Anies-Cak Imin

Kendati demikian, biaya pembangunan rumah para penerima, mayoritas harus mengeluarkan biaya sendiri untuk membayar tukang dan penambahan kebuhutan bahan lainnya.

“Kata yang mengurus bantuan itu (pendamping/pemborong) masih akan diberi uang Rp 2,5 juta, tapi sampai saat ini belum ada, terpaksa saya harus berhutang dulu Rp 4 juta untuk biaya bangun rumah karena memang tidak cukup dan cuma diberi batu sekitar 1000, semen 25 sak, kayu Reng 4 bundel, sedangkan tanah saya sempat beli sendiri,” ujar salah satu penerima yang diwawancara nataindonesia.com pada Sabtu 15 Februari 2025 di kediamannya.

Baca Juga:  Prabowo di Hadapan Cak Nun: Saya Dulu Mantan Capres, Sekarang Menteri Pertahanan Lumayan

Penerima lain juga mengungkapkan, bahwa dirinya tidak jauh beda dengan narasumber di atas. Mereka terpaksa harus berhutang guna membayar biaya tukang dan kebutuhan lainnya.

Salah satu rumah hasil BSPS di Kecamatan Rubaru terlihat dibangun dengan asal jadi. Atap diberi genteng bekas, jendela tidak ada hanya ditutup dari bambu, pintu juga tidak ada. Sementara plasteran hanya di bangian luar. Sebagian yang lain hanya diplaster di bagian dalam.

“Tidak ada cuma itu bantuannya, ya terpaksa berhutang,” katanya singkat.

Hal yang lebih miris, berdasar rumor yang beredar, hak sebagian penerima bahkan tidak diberikan sama sekali alias fiktif. Artinya bantuan Rp 20 juta masuk kantong oknum yang tidak bertanggung jawab. – Hal ini masih dalam tahap verifikasi kebenaran sesuai data dan fakta yang terus digali oleh tim redaksi nataindonesia.com.

Baca Juga:  Bantuan BSPS di Desa Rubaru Diduga jadi Bancakan Bersama Jajaran Pemdes

Para penerima BSPS di Kecamatan Rubaru kini tengah terlilit hutang akibat janji bahwa masih bakal diberi uang tambahan untuk biaya tukang dan sebagainya. Namun hal tersebut tidak pernah terealisasi.

“Kalau tidak berhutang rumah tidak selesai, sedangkan kami diminta agar segera dikerjakan,” ungkap salah satu penerima yang sedikit geram. (Red/*)

 

Catatan: Semua narasumber yang ada di dalam berita ini sengaja disembunyikan oleh pihak redaksi. Hal itu demi menjaga mereka dari segala intervensi baik secara verbal ataupun fisik.