Suatu hari di kota Sarcasmopolis, tempat yang terkenal dengan tingkat sarkasme tertinggi di dunia, dua sahabat, Max dan Lily, memutuskan untuk mengunjungi Kafe Sarcasmia.
Max: Selamat datang di Kafe Sarcasmia, tempat di mana pelayan senang membuatmu merasa bodoh!
Lily: Wah, terima kasih atas sambutan yang sangat menggembirakan.
Waiter: Selamat datang di Kafe Sarcasmia, tempat di mana kopi lebih pahit daripada kehidupanmu.
Max: Ah, saya selalu merindukan secangkir penderitaan dalam pagi hari.
Lily: Saya juga, tapi apakah mereka menyajikan secangkir harapan yang hancur?
Waiter melirik dengan tatapan yang melempem.
Waiter: Maaf, itu hanya tersedia pada menu spesial hari ini.
Max dan Lily tertawa dengan sarkasme.
Max: Baguslah, saya akan memesan satu penderitaan dan satu harapan yang hancur.
Lily: Oh, dan jangan lupa saus kecewa di sampingnya.
Waiter: Tentu saja, kita tidak mau kecewa tanpa sausnya.
Di meja sebelah, ada pasangan yang sedang berdebat dengan cara yang sangat sarkastik.
Woman: (dengan nada tinggi) Oh, kamu benar-benar pemenangnya, seperti selalu!
Man: (mengangguk) Tentu saja, saya adalah raja kebenaran. Hidup saya begitu menyenangkan.
Max: (merunduk ke Lily) Aku rasa kita harus mempelajari seni berdebat seperti mereka.
Lily: (serius) Ya, karena kehidupan kita terlalu monoton tanpa konflik yang absurd.
Sementara mereka menikmati kopi dan sarkasme, suasana di Kafe Sarcasmia semakin terasa absurd. Mereka tertawa, berdebat, dan mengejek dengan penuh gaya, menciptakan petualangan sarkastik yang tak terlupakan.*
Akhirnya, ketika meninggalkan kafe, Max dan Lily saling pandang.*
Max: Apakah ini petualangan yang kita cari?
Lily: Tidak tahu, tapi setidaknya kita meninggalkan tempat ini dengan secangkir kopi yang pahit dan hati yang ringan.
Dan begitulah petualangan mereka di Kafe Sarcasmia berakhir, meninggalkan cerita yang absurd di kota penuh sarkasme.
Penulis: Bayu Purnama – Surabaya, 12 Oktober 2023.
