Nataindonesia.com • Sumenep, 2 September 2024 – Di bawah bayang-bayang megah Keraton Sumenep yang menyimpan jejak kejayaan masa silam, sebuah peristiwa bersejarah kembali tercipta. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep menggelar Bazar Tani, sebuah perhelatan yang bukan sekadar pasar, melainkan panggung harapan bagi para petani lokal.
Bazar Tani ini bukan sembarang bazar. Ia digelar tepat di depan Keraton Sumenep ikon budaya dan sejarah Madura seolah ingin menegaskan bahwa pertanian adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan masa depan daerah. Di tengah aroma hasil bumi dan semangat gotong royong, masyarakat berkumpul bukan hanya untuk membeli, tetapi untuk belajar dan merayakan.
Simbol Perubahan: Dari Ladang ke Perlindungan Sosial
Kepala DKPP, Chainur Rasyid, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam mendukung kesejahteraan petani, khususnya mereka yang tergolong rentan. Dalam momen yang penuh makna, dilakukan penyerahan simbolis sarana pertanian dan kartu BPJS Ketenagakerjaan.
“sebuah bentuk pengakuan bahwa petani bukan hanya tulang punggung pangan, tetapi juga pekerja yang layak mendapat perlindungan sosial,” ujar chainur saat ditanya wartawan.
Lebih dari sekadar transaksi, bazar ini menjadi ruang promosi produk lokal dan edukasi pertanian. Chainur menekankan pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang komoditas unggulan daerah. Dari pupuk organik hingga benih lokal, dari hasil panen segar hingga olahan kreatif, semuanya dipamerkan dengan semangat inovasi.
Antusiasme warga Sumenep luar biasa. Mereka datang tidak hanya sebagai pembeli, tetapi sebagai pembelajar. Anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, hingga pelaku usaha kecil tampak antusias mengikuti demo budidaya dan diskusi ringan dengan para petani.
“Bazar ini menjadi jembatan antara generasi, antara tradisi dan teknologi, antara harapan dan kenyataan,” imbuhnya.
Di tempat yang dahulu menjadi pusat pemerintahan raja-raja Madura, kini petani berdiri sejajar sebagai pahlawan pangan. Bazar Tani ini bukan hanya kegiatan tahunan, tetapi sebuah bab baru dalam sejarah Sumenep dimana pertanian, budaya, dan kesejahteraan bersatu dalam satu narasi: kemajuan yang berakar pada tradisi.
(Red/bhr).