News  

Bawang Merah Sumenep Anjlok, Petani Muda Minta Pemerintah Turun Tangan

Petani bawang merah di Kecamatan Rubaru saat panen. (Bahri/Nataindonesia)

Nataindonesia.com – Harga jual bawang merah petani pada musim panen di Sumenep menurun dari harga biasanya. Para petani terancam bakal rugi besar akibat harga pasar yang tidak menguntungkan.

Kata salah satu petani bawang merah di Kecamatan Rubaru Moh Kholid mengatakan, kini harga bawang Super Rp 15 ribu, Super Sedang Rp 12 ribu dan harga bawang standar Sumenep Rp Rp 10 ribu.

Harga di atas, kata Kholid, merupakan harga yang sangat tidak menguntungkan bagi petani. “Kalau harga misal stagnan Rp 15 ribu itu petani masih memungkinkan hanya balik modal, itu belum dihitung biaya kerja selama dua bulan,” ungkapnya, Senin 15 Juli 2024.

Baca Juga:  Petani di Balik Ekspor Bawang Goreng Sumenep ke Belanda

Ia menjelaskan, harga standar bawang merah yang bisa membuat untung petani yakni di kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 24 ribu. Hal tersebut merupakan harga yang sudah dikatakan cukup oleh petani untuk ambil untung sebesar 30 persen dari modal yang dikeluarkan.

“Itu untungnya tidak banyak, ya tergantung luas lahan dan banyaknya hasil tanam juga,” katanya .

Baca Juga:  Guru Ngaji yang Diduga Perkosa Santriwati 2 Tahun Menyangkal di Hadapan Polisi

Menurut Kholid, harga bawang merah lokal Sumenep yang membuat harganya turun adalah akibat pasokan bawang merah dari luar yang masuk ke Kota Keris. Hal tersebut sudah sering menjadi keluhan para petani setiap musim panen.

“Akhirnya kadang kita harus cari pasar sendiri ke luar Madura,” ujarnya.

Penting diketahui, bawang merah variates Rubaru merupakan salah satu bawang merah terbaik yang ada di Indonesia. Bahkan para petani melalui PT Permata Indah Rubaru (PIR) sudah sempat ekspor produk bawang merah.

Baca Juga:  Prabowo di Hadapan Cak Nun: Saya Dulu Mantan Capres, Sekarang Menteri Pertahanan Lumayan

Kendati demikian, para petani masih sering dihadapkan oleh masalah klasik, yakni persaingan pasar yang tidak menguntungkan bagi petani.

Kholid berharap, pemerintah bisa memberikan perhatian yang serius terhadap petani bawang merah, terutama yang ada di Rubaru.

“Kalau masalah pasar ini petani tidak bisa berbuat banyak, pemerintah harus ambil kebijakan tidak bisa hanya minta petani meningkatkan kualitas, tapi pemasarannya juga,” pungkas Holid. (Nif/red)