Aqil Wahid: Masa Depan Sumenep dan Teknologi AI

Ach Nur Aqil Wahid. Pemuda asal Sumenep ahli AI.
Foto: Ach Nur Aqil Wahid saat di halaman kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Nataindonesia.com – Nama Ach Nur Aqil Wahid mulai dikenal sebagai salah satu talenta muda Madura yang menekuni bidang AI (kecerdasan buatan). Ia banyak melahirkan karya-karya AI-nya tapi dimanfaatkan oleh orang luar Madura.

Saat ini, Aqil lagi menempuh studi Magister AI di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sambil kuliah, Aqil juga menjadi instruktur di Inixindo Jogja-perusahaan konsultan IT.

Aqil lahir di Sumenep, 23 tahun lalu. Aqil kecil tumbuh dan menempuh pendidikan di tanah kelahirannya: SDN Pabian dan SMP 1 Sumenep.

Setelah lulus SMA Negeri 1 Sumenep. Aqil sempat diterima di Universitas Telkom Surabaya dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan. Namun, atas saran sang ayah, Aqil memilih untuk menimba ilmu di Yogyakarta meski di kampus swasta.

Baca Juga:  Tampil Lebih Fresh, Apple Luncurkan Iphone 14 Warna Kuning

Keputusan itu membawanya ke Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dengan fokus studi pada bidang Artificial Intelligence. Aqil menyelesaikan pendidikan sarjana satu hanya dalam waktu 3,5 tahun.

Tugas akhir sarjananya ia buat riset yang dikonversi ke Skripsi. Objek risetnya di Sumenep-sebagai bentuk kepedulian terhadap kampung halamannya.

Aqil buat riset Penerapan Association Rule terhadap Diagnosa Penyakit Menggunakan Algoritma FP-Growth. Karyanya berhasil dipublikasikan di jurnal nasional.

Di usia 22 tahun. Aqil kuliah magister AI di UGM, kampus bergengsi yang menjadi impian banyak anak muda Indonesia.

Kemampuan Aqil dimulai sejak masa kuliah S1. Dia jadi asisten dosen dan kerap diajak riset oleh dosennya.

Usai jadi asisten dosen. Aqil ambil mata kuliah magang di PT Widya Robotic-perusahaan yang bergerak di bidang computer vision.

Baca Juga:  Mahasiswa Indonesia Urai Astronomi Islam pada World Space Week 2024 di Arab Saudi

Jelang lulus program sarjana satu. Aqil sempat bekerja sebagai leader riset dan pengembangan produk AI di PT Ide Jualan Creative, perusahaan digital yang membidik solusi cerdas berbasis AI untuk sektor komersial.

Dalam pandangan Aqil, AI bukan sekadar teknologi, melainkan lompatan peradaban.

“Kalau revolusi industri pertama membantu tenaga manusia, maka teknologi AI hari ini membantu pikiran manusia untuk mencipta dan berkarya,” ujarnya.

Aqil melihat AI sebagai keniscayaan zaman. “Seperti media cetak yang mulai tergantikan oleh media online, perkembangan teknologi AI pun tak bisa ditolak. Pilihannya cuma dua: dimanfaatkan atau ditinggalkan,” katanya.

Kata Aqil, di Indonesia, diskursus tentang AI baru serius dibicarakan dalam dua tahun terakhir.

Baca Juga:  Apakah Artikel Blog Hasil Chat GPT Bisa Diterima Google AdSense?

Sementara di banyak negara maju, pemanfaatan AI sudah dimulai sejak lima tahun lalu—dan terbukti bahwa Teknologi AI mempercepat pertumbuhan perusahaan raksasa dunia.

Kini, Aqil ingin kembali memberi kontribusi nyata bagi tanah kelahirannya. Ia bermimpi menerapkan teknologi AI dalam sistem pelayanan publik di Kabupaten Sumenep.

“AI bisa membantu pemerintah bekerja lebih cepat, akurat, dan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat,” tegasnya.

Namun, menurutnya, semua kembali kepada kemauan para pemangku kebijakan.

“Pertanyaannya sekarang, apakah para pemimpin mau digilas oleh perkembangan AI, atau justru memilih untuk memanfaatkannya? Semua tergantung pada keberanian mengambil keputusan hari ini,” pungkasnya. (Red/yus)