Anna Sorokin: Penipu Cantik Dunia Elite New York Cerminan Obsesi Masyarakat Terhadap Status, Kemewahan, dan Citra.

Anna Sorokin atau Anna Delvey adalah simbol ambisi masyarakat dengan gaya hidup mewah dan gandrung akan citra. (Dok. Istimewa)

Nataindonesia.com • Anna Sorokin, yang lebih dikenal dengan nama samaran Anna Delvey, adalah simbol dari kebohongan yang dibalut kemewahan. Lahir di Domodedovo, Rusia, pada 23 Januari 1991. Anna tumbuh dalam keluarga sederhana, ayahnya seorang sopir truk dan ibunya memiliki toko kecil, namun ambisinya jauh melampaui latar belakangnya.

Pada usia 16 tahun, Anna dan keluarganya pindah ke Jerman. Di sana, ia berjuang dengan bahasa dan budaya baru, namun tetap melanjutkan pendidikan hingga lulus pada 2011. Ia sempat kuliah di Central Saint Martins di London, lalu pindah ke Paris untuk magang di majalah fashion Purple. Di sinilah ia mulai menggunakan nama “Anna Delvey” dan membangun persona sebagai pewaris kaya dari Jerman.

Tahun 2013, Anna pindah ke New York dan mulai menjalani kehidupan mewah sebagai sosialita palsu. Ia mengaku sebagai pewaris kekayaan Eropa dan merancang proyek ambisius bernama Anna Delvey Foundation, sebuah klub eksklusif untuk kaum elite. Dengan gaya hidup glamor dan kepercayaan diri tinggi, ia berhasil menipu hotel-hotel mewah, bank, dan teman-temannya hingga total kerugian mencapai lebih dari $275.000.

Baca Juga:  Sejarah dan Perkembangan Musik Cello

Anna dikenal royal memberi tip besar kepada staf hotel dan sopir Uber, namun sering kali menghindar saat harus membayar tagihan. Ia bahkan membuat cek palsu dan mencoba mengajukan pinjaman jutaan dolar dengan dokumen palsu.

Pada tahun 2017, Anna ditangkap atas tuduhan pencurian besar-besaran (grand larceny) dan penipuan layanan. Pada Mei 2019, ia dijatuhi hukuman penjara 4 hingga 12 tahun oleh pengadilan tinggi New York. Setelah menjalani hukuman selama empat tahun, ia dibebaskan, namun kemudian ditahan oleh US Immigration karena masalah visa.

Kisah hidup Anna menjadi inspirasi serial Netflix berjudul Inventing Anna, yang diangkat dari artikel jurnalis Jessica Pressler di New York Magazine. Serial ini menggambarkan bagaimana Anna memanipulasi sistem sosial dan keuangan dengan kecerdasan dan pesona.

Baca Juga:  Festival Tradisi Islam Nusantara NU Banjir Pujian Netizen Manca Negara

Media dan Mitos: Anna Sorokin di Mata Publik

Kisah Anna Sorokin bukan hanya soal penipuan finansial, ia adalah narasi yang dibentuk dan dibumbui oleh media. Sejak penangkapannya, Anna menjadi bahan utama tabloid, artikel investigatif, dan bahkan serial Netflix berjudul Inventing Anna.

Media menggambarkan Anna sebagai sosok yang kompleks: penipu ulung, sosialita palsu, dan bahkan antihero modern. Beberapa outlet menyoroti kecerdasannya dalam memanipulasi sistem kelas sosial Amerika, sementara yang lain mengkritik glamorisasi kejahatannya.

Serial Netflix, misalnya, menampilkan Anna sebagai wanita ambisius yang “bermain” di dunia elite dengan caranya sendiri. Meskipun berdasarkan kisah nyata, Anna sendiri mengaku tidak tertarik menonton serial tersebut karena menurutnya itu “dramatized version of real life events”.

Menariknya, kisah Anna juga menjadi bahan studi di universitas ternama seperti Harvard. Beberapa profesor menggunakan ceritanya sebagai contoh dalam mata kuliah tentang transformasi identitas dan etika sosial. Anna dianggap sebagai “master of transformation” yang mampu mengubah citra dirinya demi mencapai tujuan.

Baca Juga:  Tujuh Teknologi Masa Depan Bakal Membentuk Dunia Baru

Namun, Anna membantah bahwa ia mencoba mewujudkan cita rasa budaya kelas atas. Ia menyebut bahwa interpretasi publik terhadap dirinya adalah “creation of the media”. Bahkan setelah dibebaskan dari penjara dan menjalani tahanan rumah, Anna tetap menjadi sorotan. Ia meluncurkan podcast, tampil di acara fashion, dan mencoba “menulis ulang narasi hidupnya”. Media terus mengikuti setiap langkahnya, memperkuat statusnya sebagai figur publik yang kontroversial.

Anna Sorokin adalah cerminan dari masyarakat yang mudah terpesona oleh kemewahan dan status, bahkan berambisi mendapatkan yang ia inginkan walaupun dengan cara kriminal. Anna tidak hanya menipu orang-orang kaya, ia menipu sistem yang terlalu mudah percaya pada penampilan dan nama besar.