Nataindonesia.com • Sumenep, Jawa Timur — Menyikapi status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang ditetapkan sejak Agustus 2025, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep langsung mengambil langkah cepat dan terukur. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah mengintensifkan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) secara menyeluruh di wilayah terdampak.
Sebagai bentuk komitmen dalam penanganan yang berbasis ilmiah dan kolaboratif, Dinkes P2KB menggandeng Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Kolaborasi ini memperkuat pelaksanaan PE sekaligus mempercepat respons lapangan terhadap kasus-kasus baru.
“Kami bergerak cepat. Kolaborasi ini tidak hanya mendukung pelaksanaan imunisasi massal, tetapi juga memperkuat edukasi masyarakat dan pendalaman kasus melalui PE campak,” tegas Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Rabu (3/9/2025).
Tim dari FKM Unair telah aktif sejak pekan lalu dan kembali diperkuat dengan tambahan personel pada awal September. Sebanyak dua belas orang, termasuk mentor ahli, kini ditugaskan khusus di Sumenep untuk mendukung pelaksanaan PE secara intensif.
“Kehadiran tim akademisi menjadi nilai tambah. Mereka membantu memastikan penanganan kasus dilakukan secara komprehensif dan berbasis data,” tambah Syamsuri.
Di sisi lain, imunisasi massal terhadap anak-anak terus digelar secara konsisten di berbagai titik. Dinkes juga menggalakkan penyuluhan intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi campak.
“Ini adalah bentuk respons cepat kami untuk menekan penyebaran kasus, terutama di tengah meningkatnya laporan gejala campak dari masyarakat,” tutup Syamsuri.
Dengan langkah-langkah sigap dan kolaboratif ini, Dinkes P2KB Sumenep menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah meluasnya wabah campak di wilayahnya.
(Red/Bhr).