Sejarah Kereta Api di Madura, dari Masa Belanda hingga Era Jokowi

Sejarah Kereta Api di Madura
Loko C3117 Yang Sedang Lewat di Telang – Bangkalan sekitar 1969 (nataindonesia.com/wiki/MdrSM)

Nata Indonesia – Sejarah kereta api (KA) di Madura ditandai dengan peresmian Madoera Stoomtram Maatschappij, N.V. (MdrSM), perusahan KA Hindia Belanda di Madura yang resemi beroperasi sejak 1897.

MdrSM kemudian secara bertahap membangun jalur KA yang membentang dari Kabupaten Bangkalan (ujung barat Madura) – Tambangan Kalianget Kabupaten Sumenep (ujung timur Madura). Dimulai sejak tahaun 1898 – 1913.

Sejarah Kereta Api di Madura
Calon penumpang Lagi Mejeng Berlatar Stasiun KA Kamal (nataindonesia.com/MdrSM)

Jalur kereta api yang pertama kali dibuka oleh MdrSM adalah jalur ruas Kamal–Bangkalan sepanjang 18 km pada 8 Desember 1898, kemudian jalur Tambangan–Kalianget di Sumenep sepanjang 20 km dibuka pada 17 Februari 1899. Jalur kereta api yang terakhir dibuka adalah jalur Kamal–Kwanyar pada 1 September 1913.

Baca Juga:  Para Menteri Koordinator Minta Tambahan Anggaran untuk Tahun 2025

Perhatikan gambar tabel di bawah ini sebagai untuk melihat detail pembanguan jalur KA Madura beserta waktu pembangunannya.

Sejarah Kereta Api di Madura, dari Masa Belanda hingga Era Jokowi
Sumber tabel: Madoera Stoomtram Maatschappij.

Kereta Api Madura menggunakan lokomotif trem uap dari Hartman buatan Jerman tahun 1897-1898 yang kemudian diber nomor seri C31 pada zaman pendudukan Jepang. Selain itu, MdrSM juga memiliki armada lokomotif trem uap dari Hohenzollern.

Sejarah Kereta Api di Madura, dari Masa Belanda hingga Era Jokowi.
Loko C2602 dan C2602 di Depo KA Kamal – Bangkalan 7 Oktober 1971 (nataindonesia.com/MdrSM)

Semula KA Madura hanya digunakan sebagai moda transportasi pengangkut komoditi garam dari Sumenep ke Bangkalan atau sebaliknya.

Baca Juga:  Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Pamekasan Terjunkan Tim Pemantau Khusus Bencana

Pada perkembangan berikutnya, KA Madura kemudian juga melayani transportasi angkutan umum paling cepat dan murah pada zamannya. Operasi KA Madura kala itu berlangsung hampir sehari penuh.

Jalur Kereta Api Madura Ditutup Bertahap

Catatan dokumen buku Djawatan Kereta Api (DKA) 1950 – awal nama Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)- mencatat, KA Madura pada tahun 1950 hanya mengoperasikan jalur ruas Kamal–Pamekasan dan Kamal–Bangkalan.

Jalur ruas Tanah Merah–Kwanyar dan Pamekasan–Kalianget ditutup pada tahun 1936-1937 karena MdrSM tidak lagi memperoleh untung dari lintas tersebut.

Kereta Api di Madura, dari Masa Belanda hingga Era Jokowi
Suanan Stasiun Kereta Api Kamal Bangkalan Madura.

Pada pendudukan Jepang ini, jalur KA Kalianget – Pamekasan kemudian dibongkar oleh tentara Dai Nippon dengan mengerahkan tenaga-tenaga Romusha. Besi rel bekas jalur KA yang dibangun Belanda tersebut dijarah oleh Jepang untuk selanjutnya dijadikan mesin-mesin perang Jepang selama Perang Pasifik (Perang Dunia II).

Baca Juga:  Melihat Desa dari Dua Kacamata Politik

Pada tahun 1980-an, PJKA mulai mengalami kerugian akibat kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum, sehingga PJKA menutup penuh seluruh jalur di Madura pada tahun 1984. Meski secara jalur ini dimatikan tahun 1984, prasarana sudah sepenuhnya tak lagi digunakan sejak 1987.

Rencana Pembukaan Kembali Jalur Kereta Api di Madura – Jawa

Jalur Kereta Api Madura direncakan kembali dibangun dan diaktifkan. Hal itu berdasar Perpres No. 80 Tahun 2019. Pengaktifan KA Madura direncanakan dimulai dari Kamal–Sumenep.

Pembangunan KA Madura bertujuan untuk mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertosusila). (red)