Russia Akan Menguasai Dunia Setelah AS Tarik Dukungannya Terhadap Ukraina: Sebuah Analisis

Foto: Presiden Russia Vladimir Putin, (Doc. Spesial NATA INDONESIA).

Nataindonesia.com • Pada tanggal 28 Februari 2025, pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih berakhir dengan ketegangan. Pertemuan yang awalnya bertujuan untuk membahas perjanjian akses mineral langka di Ukraina berubah menjadi debat panas mengenai hubungan Ukraina dengan Rusia.

Cekcok ini menimbulkan beberapa dampak langsung yang signifikan, Ukraina dapat kehilangan salah satu pendukung terbesarnya dalam hal bantuan militer dan ekonomi. Ini melemahkan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia dan memperburuk kondisi ekonomi negara tersebut.

Tanpa dukungan Amerika Serikat, Rusia mungkin merasa lebih bebas untuk melanjutkan agresinya terhadap Ukraina. Ini bisa mengakibatkan peningkatan ketegangan dan konflik di wilayah tersebut.

Dampak pada Hubungan Internasional

Jika keputusan Amerika Serikat untuk memutuskan hubungan dengan Ukraina juga mempengaruhi hubungan internasionalnya dengan negara-negara lain, Sekutu-sekutu Amerika Serikat di Eropa mungkin merasa khawatir tentang komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam aliansi NATO dan memperburuk hubungan transatlantik.

Baca Juga:  Amerika dan Ukraina Retak, Zelensky Tolak Meminta Maaf Pada Donal Trump

Keputusan ini mencerminkan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat, yang mungkin lebih fokus pada isu-isu domestik atau hubungan dengan negara-negara lain seperti Rusia dan China.

Secara keseluruhan, perpecahan hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina pasca cekcok antara Trump dan Zelensky memiliki dampak yang luas dan kompleks. Ini tidak hanya mempengaruhi kedua negara tersebut, tetapi juga memiliki implikasi yang signifikan bagi keamanan dan stabilitas internasional.

Russia Diuntungkan Jika Amerika Serikat Dan Ukraina Pecah Kongsi

Dengan Amerika Serikat menarik dukungannya dari Ukraina, Rusia akan memiliki lebih banyak ruang untuk memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut. Tanpa intervensi Amerika, Rusia dapat lebih leluasa untuk melanjutkan agresinya terhadap Ukraina dan memperkuat posisinya di Eropa Timur.

Baca Juga:  Hasto Tidak Hadir Panggilan KPK, PDI Perjuangan Ngaku Taat Aturan

Rusia dapat memperkuat kendali atas wilayah-wilayah yang telah direbut dari Ukraina, seperti Crimea, Donbas, Kherson, dan Zaporizhzhia. Penguasaan wilayah ini akan memberikan keuntungan strategis dan ekonomi bagi Rusia, termasuk akses ke sumber daya alam yang melimpah.

Dengan berakhirnya konflik dan berkurangnya sanksi internasional, ekonomi Rusia dapat pulih lebih cepat. Sanksi yang selama ini melumpuhkan perekonomian Rusia dapat dicabut, memungkinkan negara tersebut untuk kembali berpartisipasi dalam perdagangan global dan menarik investasi asing.

Keputusan Amerika Serikat untuk memutuskan hubungan dengan Ukraina dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam aliansi NATO dan Uni Eropa. Sekutu-sekutu Amerika di Eropa mungkin merasa khawatir tentang komitmen Amerika terhadap keamanan mereka, yang dapat melemahkan solidaritas dan kekuatan aliansi tersebut.

Baca Juga:  PDIP Tegaskan Tidak Akan Ganti Sekjen Usai Penahanan Hasto oleh KPK

Kemenangan Rusia dalam konflik ini akan mencoreng citra Amerika Serikat dan NATO sebagai kekuatan global yang dominan. Rusia dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisinya di panggung internasional dan meningkatkan pengaruhnya di berbagai kawasan, termasuk Timur Tengah dan Asia.

Keberhasilan dalam konflik ini dapat meningkatkan popularitas dan legitimasi pemerintahan Rusia di mata rakyatnya. Presiden Vladimir Putin dapat menggunakan kemenangan ini untuk memperkuat posisinya di dalam negeri dan mengalihkan perhatian dari masalah-masalah domestik.

Secara keseluruhan, perpecahan hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina akan memberikan berbagai keuntungan strategis, ekonomi, dan politik bagi Rusia. Namun, dampak jangka panjang dari situasi ini masih harus dilihat, terutama dalam konteks dinamika geopolitik global.