14 Teluk Kepulauan Sumenep Direncanakan jadi Lahan Budidaya Lobster

Foto: Gambar satelit teluk Kepulauan Kangean yang direncanakan bakal dijadikan lahan budidaya lobster. (Nataindonesia.com/nt)

Nataondonesia.com. – Kabupaten Sumenep direncanakan bakal menjadi salah satu daerah untuk pembukaan lahan budidaya lobster. Ada 14 teluk kepulauan yang bakal dijadikan lahan budidaya lobster.

Pembukaan budidaya lobster di Sumenep bakal digarap oleh PT BALAD Grup. Perusahaan ini juga telah membuka lahan budidaya lobster di berbagai wilayah Indonesia.

Lokasi Sumenep yang bakal dijadikan lahan Budidaya lobster yakni semua berada di kepulauan. Tepatnya di Gugusan Teluk Kepulauan Kangean.

Perwakilan BALAD Grup direncanakan bakal melakukan survei di 14 teluk. Di antaranya:

Baca Juga:  32 Ekor Sapi Tenggelam di Luatan Sumenep

1. Teluk Pulau Malang Ds Saobi Kec Kangayan
2. Teluk Pulau Kunyit Ds Saobi Kec Kangayan
3. Teluk Pulau Pangapos Ds Saobi Kec Kangayan
4. Teluk Pulau Talaga Ds Saobi Kec Kangayan
5. Teluk Pulau Sabiteng Da Saobi Kec Kangayan
6. Teluk Pulau Karanjangan Ds Saobi Kec Kangayan
7. Teluk Pulau Salaor Ds Saobi Kec Kangayan
8. Teluk Pulau Gili Gili Ds Saobi Kec Kangayan
9. Teluk Pulau Karenteng Ds Saobi Kec Kangayan
10. Teluk Pulau Tajak’an Ds Saobi Kec Kangayan
11. Teluk Pulau Seketek Ds Panjenangger – Ds Gelaman Kec Arjasa
12. Teluk Pulau Saparea Ds Gelaman Kec Arjasa
13. Teluk Pangapos Ds Panjenangger Kec Arjasa
14. Teluk Panjenangger Ds Panjenangger Kec Arjasa

Baca Juga:  Stok Beras dan BBM di Banyuwangi Dipastikan Aman saat Puasa Ramadhan hingga Idul Fitri

Semuanya berada di Gugusan Teluk Kangean Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur.

Kendati demikian, sebagian warga Desa Saobi telah melakukan penolakan terhadap rencana pembukaan lahan budidaya lobster tersebut. Para warga yang menolak lantaran tidak ada kejelasan koordinasi dengan masyarakat setempat. Bahkan para warga sampai melakukan demonstrasi ke balai desa setempat.

Baca Juga:  Pegawai DLH Sumenep Tidur Pulas saat Jam Kerja

Selain itu, warga setempat inisial AF narasumber nataindonesia.com menjelaskan bahwa diduga ada pembohongan publik mengenai luas lahan dan dampak yang bakal diterima oleh warga setempat.

“Kok mereka mau menindas rakyat, ini merupakan awal dari kebijakan otoriter, Pihak PT juga harus melakukan sosialisasi yang jelas dan transparan,” tegas AF. (Red/nt)